Hujan deras di subuh hari
Menghalangi cahaya matahari yang membutakan pagi
Dinginnya, menusuk tulang memasuki rongga nafas hingga meredam hasrat
Tak ada lalu lalang para wargakota termasuk kicauan mereka
Tidak ada teh hangat ataupun semangkuk sup
Hanya ada kopi hitam sepeninggalan dini hari
Kopi itu, terlalu mengerti perasaanku malam tadi
Pahitnya masih terasa hingga subuh ini
Ya, aku bercerita pada kopi itu
Tentang rasa kalah pada diriku
Kalah yang membuatku terdiam sejauh ini
Apakah ini akhir dari semua cerita kita ini
Pukul 6 pagi
Makin terasa amukan sang langit
Angin kencang menerpa kaca kaca untuk membangunkan setiap jiwa
Jiwaku sudah terbangun, tapi tidak dengan hatiku
Rian, 26 September 2016

No comments:
Post a Comment